Halaman

Senin, 13 Januari 2014

Dosen Pembimbing Yang Sok Tahu

Seorang mahasiswa tahap akhir yang bernama Udin (nama samaran) mengajukan proposal Skripsi kepada dosen pembimbingnya bernama Santi (nama samaran). Adapun dialog di antara mereka sebagai berikut :
Udin :"Permisi Bu, Saya mau bimbingan skripsi"
Santi :"Kamu sudah buat proposal skripsi?"
Udin :"Sudah bu, ini proposalnya"
Santi :"Sebentar,saya baca-baca dulu ya"
Udin :" Baik, bu, saya tunggu".
Setelah membaca proposal skripsi yang dikerjakan Udin, dosen pembimbing bernama Santi, langsung mencoret-coret proposal skripsi Udin.
Santi :"Rumus yang kamu buat salah semua tu, tidak cocok dengan judul skripsimu"
Udin :"Kenapa bisa salah bu, saya membuat rumus tersebut berdasarkan  buku dan karya ilmiah sebelumnya".
Santi :"Kamu bawa buku tersebut?"
Udin :"Bawa bu, ini bukunya" (rupanya si Udin sudah mempersiapkan buku pendukung yang berkaitan dengan rumus-rumus yang ditampilkan dalam proposal skripsi.
Setelah membaca buku pendukung yang dibawa si Udin, dosen pembimbing bernama Santi, langsung terbuka otaknya dan mukanya merah menahan malu.
Santi :"Saya mohon maaf Din, rumus-rumus yang kamu tampilkan sudah benar. Silahkan langsung kerjakan Bab I sampai Bab III".
Udin :"Baik bu  (dalam hati si Udin berkata :"dasar dosen sok tahu, tidak paham materi, langsung main coret-coret saja") 

Sifat-Sifat Dosen Pembimbing

Semua manusia memiliki sifat yang berbeda, ada manusia yang memiliki sifat menyenangkan dan ada juga manusia yang memiliki sifat tidak menyenangkan. Hal ini juga berlaku bagi seorang dosen pembimbing. Dosen pembimbing adalah dosen yang ditunjuk oleh pejabat universitas untuk memberikan bimbingan kepada mahasiswa, baik S1 maupun S2. Sebagai manusia, dosen pembimbing juga memiliki sifat yang menyenangkan dan sifat yang tidak menyenangkan. Sifat-sifat dosen pembimbing yang menyenangkan antara lain : mau menolong/membantu, jujur, tulus/ikhlas dan tidak mempersulit mahasiswa (mau menyediakan waktu) . Sedangkan sifat dosen pembimbing yang tidak menyenangkan antara lain : otoriter, sok tahu (hasil tulisan mahasiswa selalu dianggap salah), pelupa, mata duitan (matrek) dan suka mempersulit mahasiswa yang dibimbingnya (alasan selalu sibuk, padahal tidak sibuk).  Sejatinya fungsi seorang dosen pembimbing adalah membantu dan mengarahkan mahasiswa agar dapat  menyelesaikan tugas akhirnya (Skripsi atau Tesis) tepat pada waktunya. Namun, dalam kenyataannya banyak mahasiswa S1 dan S2 tidak dapat menyelesaikan tugas akhirnya (Skripsi dan Tesis) tepat pada waktunya dikarenakan dosen pembimbing memiliki sifat yang tidak menyenangkan (otoriter, sok tahu, pelupa dan selalu beralasan sibuk. Dosen pembimbing yang memiliki sifat yang demikian seharusnya dibuang dari universitas karena dapat menghambat perkembangan universitas itu sendiri. 

Pengertian Sosialisasi

Brim (Brice, 1994) mendefinisikan sosialisasi sebagai proses di mana seseorang memperoleh pengetahuan, kemampuan dan dasar yang membuat mereka mampu atau tidak mampu menjadi anggota dari suatu kelompok. Pengertian ini memandang sosialisasi sebagai suatu proses belajar di mana individu belajar dan mendapatkan nilai dari kelompok-kelompok yang dimasukinya. Zigler dan Child (Brice, 1994) mendefinisikan sosialisasi sebagai  keseluruhan proses di mana individu mengembangkan, melalui proses transaksi dengan orang  lain, bentuk-bentuk khusus dari perilaku dan pengalaman yang berhubungan  dengan sosialnya. Pengertian ini menekankan pada hubungan dengan orang lain dalam pembentukan sosialisasi bukan hanya pada proses perkembangan saja. Sosialisasi merupakan suatu proses dari perkembangan individu yaitu disposisi perilaku dan hubungan dengan orang lain, bukan hanya keluarga tetapi juga semua orang yang bertransaksi dengan orang tersebut. Child (Sylva dan Lunt, 1998) mendefinisikan sosialisasi sebagai keseluruhan proses yang menuntun seseorang, yang dilahirkan dengan perilaku aktual yang jauh lebih sempit jangkauan-jangkauan mengenai yang biasa dan yang diterima menurut norma kelompoknya. Mussen, et.al (1994) mendefinisikan sosialisasi sebagai proses yang digunakan anak untuk mempelajari standar, nilai,perilaku yang diharapkan kebudayaan atau lingkungan masyarakat mereka.  Chaplin (2002), mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses mempelajari kebiasaan, cara hidup dan adat istiadat masyarakat tertentu. Hurlock (1998), mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses di mana seseorang memperoleh kemampuan sosial untuk dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial. Kemampuan sosial ini sangat erat kaitannya dengan perkembangan sosial anak. Hetherington &  Parke (1999) mendefinisikan sosialisasi sebagai  suatu proses pembentukan standar individu tentang keterampilan, dorongan sikap dan perilaku agar dapat berjalan sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Pembentukan standar individu tersebut didapatkan dari orangtua sejak dari lahir sampai dewasa. Sosialisasi merupakan suatu proses sepanjang hidup sejak dari lahir sampai akhir hidup. Papalia (2003) mendefinisikan sosialisasi sebagai proses mengembangkan kebiasaan, nilai-nilai, perilaku dan motif untuk dapat menjadi anggota masyarakat. Proses tersebut bermula dari keluarga sebagai tempat anak melakukan kontak pertama dan berkembang terus selama kehidupan anak. Pengertian ini juga mencakup mengenai proses transaksi dengan orang lain dalam lingkungan sekolah, maupun dengan teman sebayanya. Sosialisasi bergantung pada proses internalisasi standar-standar sosial yang berlaku dalam kelompok. Anak-anak menerima standar sosial tersebut atau tidak tergantung pada rasa aman yang dirasakan oleh anak tersebut di dalam kelompoknya (Papalia, 2003).  Ambron (Yusuf, 2005) mendefinisikan  sosialisasi sebagai suatu proses belajar yang membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian social sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif.

Minggu, 12 Januari 2014

Pengertian Penjualan Kredit

Mulyadi (2001 : 210) mengatakan bahwa penjualan kredit merupakan penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. 

Pengertian Penjualan Tunai

Mulyadi (2001 : 455) mengatakan bahwa penjualan tunai merupakan penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.

Fungsi Akuntansi

Fathoni (2006:32) mengatakan bahwa ada beberapa fungsi akuntansi antara lain :
  • Penyedia informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor juga kreditor untuk dasar pengambilan keputusan dan pemberian kredit.
  • Penyedia informasi posisi keuangan perusahaan dengan menunjukkan sumber-sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal kekayaan tersebut.
  • Penyedia informasi keuangan yang dapat menunjukkan prestasi  perusahaan dalam menghasilkan laba.
  • Penyedia informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutangnya.
  • Menunjukkan sumber-sumber keuangan.
  • Penyedia informasi yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan aliran kas masuk ke dalam perusahaan.


Fungsi-Fungsi Manajemen

Terry (2010: 9) mengatakan ada empat , fungsi manajemen, yaitu : planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan controlling (pengawasan). Masing-masing fungsi manajemen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut  :
A. Planning (Perencanaan)
1. Pengertian Planning (Perencanaan)
Planning (perencanaan) ialah penetapan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk dalam pemilihan alternatif-alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa mendatang.
2. Proses Planning (Perencanaan)
Proses planning (perencanaan) berisi langkah-langkah:
  • Menentukan tujuan perencanaan;
  • Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan;
  • Mengembangkan dasar pemikiran kondisi mendatang;
  • Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan; dan
  • Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya.

3. Elemen Planning (Perencanaan)
Perencanaan terdiri atas dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana (plan).  Sasaran (goals) yaitu hal yang ingin dicapai oleh individu, kelompok, atau seluruh organisasi. Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran (goalsmemandu manajemen membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.  Rencana (plan) adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana (planbiasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana (plandibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaanya.
4. Unsur-Unsur Planning (Perencanaan)
Suatu planning (perencanaan) yang baik harus menjawab enam pertanyaan yang tercakup dalam unsur-unsur perencanaan yaitu:
  • Tindakan apa yang harus dikerjakan, yaitu mengidentifikasi segala sesuatu yang akan dilakukan;
  • Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan, yaitu merumuskan faktor-faktor penyebab dalam melakukan tindakan;
  • Tindakan tersebut dilakukan, yaitu menentukan tempat atau lokasi;
  • Kapan tindakan tersebut dilakukan, yaitu menentukan waktu pelaksanaan tindakan;
  • Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, yaitu menentukan pelaku yang akan melakukan tindakan; dan
  • Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut, yaitu menentukan metode pelaksanaan tindakan.

5. Klasifikasi Planning (Perencanaan)
Rencana-rencana dapat diklasifikasikan menjadi:
  • Rencana pengembangan. Rencana-rencana tersebut menunjukkan arah (secara grafis) tujuan dari lembaga atau perusahaan;
  • Rencana laba. Jenis rencana ini biasanya difokuskan kepada laba per produk atau sekelompok produk yang diarahkan oleh manajer. Maka seluruh rencana berusaha menekan pengeluaran supaya dapat mencapai laba secara maksimal;
  • Rencana pemakai. Rencana tersebut dapat menjawab pertanyaan sekitar cara memasarkan suatu produk tertentu atau memasuki pasaran dengan cara yang lebih baik; dan
  • Rencana anggota-anggota manajemen. Rencana yang dirumuskan untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan anggota-anggota manajemen menjadi lebih unggul (Terry, 1993: 60).

6. Tipe-Tipe Planning (Perencanaan)
Tipe-tipe perencanaan terinci sebagai berikut:
  • Perencanaan jangka panjang (Short Range Plans), jangka waktu 5 tahun atau lebih;
  • Perencanaan jangka pendek (Long Range Plans), jangka waktu 1 s/d 2 tahun;
  • Perencanaan strategi, yaitu kebutuhan jangka panjang dan menentukan komprehensif yang telah diarahkan;
  • Perencanaan operasional, kebutuhan apa saja yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan perencanaan strategi untuk mencapai tujuan strategi tersebut;
  • Perencanaan tetap, digunakan untuk kegiatan yang terjadi berulang kali (terus-menerus); dan 
  • Perencanaan sekali pakai, digunakan hanya sekali untuk situasi yang unik.

7. Dasar-Dasar Planning (Perencanaan) yang Baik
Dasar-dasar perencanaan yang baik meliputi:
  • Forecasting, proses pembuatan asumsi-asumsi tentang apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang;
  • Penggunaan skenario, meliputi penentuan beberapa alternatif skenario masa yang akan datang atau peristiwa yang mungkin terjadi;
  • Benchmarking, perbandingan eksternal untuk mengevaluasi secara lebih baik suatu arus kinerja dan menentukan kemungkinan tindakan yang dilakukan untuk masa yang akan datang;
  • Partisipan dan keterlibatan, perencanaan semua orang yang mungkin akan mempengaruhi hasil dari perencanaan dan atau akan membantu mengimplementasikan perencanaan-perencanaan tersebut; dan
  • Penggunaan staf perencana, bertanggung jawab dalam mengarahkan dan mengkoordinasi sistem perencanaan untuk organisasi secara keseluruhan atau untuk salah satu komponen perencanaan yang utama.

8. Tujuan Planning (Perencanaan)
  • Untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan non-manajerial;
  • Untuk mengurangi ketidakpastian;
  • Untuk meminimalisasi pemborosan; dan
  • Untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya.

9. Sifat Rencana yang Baik
Rencana dikatakan baik jika memiliki sifat sifat-sifat sebagai berikut:
  • Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas;
  • Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya;
  • Stabilitas, setiap rencana tidak setiap kali mengalami perubahan, sehingga harus dijaga stabilitasnya;
  • Ada dalam pertimbangan; dan
  • Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, meliputi fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.

B. Organizing (Pengorganisasian)
1. Pengertian Organizing (Pengorganisasian)
Organizing berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat, yaitu proses pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer (Terry & Rue, 2010: 82). Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan mengatur semua sumber-sumber yang diperlukan, termasuk manusia, sehingga pekerjaan yang dikehendaki dapat dilaksanakan dengan berhasil.
2. Ciri-ciri Organisasi
Ciri-ciri organisasi adalah sebagai berikut:
  • Mempunyai tujuan dan sasaran;
  • Mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati;
  • Adanya kerjasama dari sekelompok orang; dan
  • Mempunyai koordinasi tugas dan wewenang.

3. Komponen-komponen Organisasi
Ada empat komponen dari organisasi yang dapat diingat dengan kata “WERE” (Work, Employees, Relationship dan Environment).
  • Work (pekerjaan) adalah fungsi yang harus dilaksanakan berasal dari sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.
  • Employees (pegawai-pegawai) adalah setiap orang yang ditugaskan untuk melaksanakan bagian tertentu dari seluruh pekerjaan.
  • Relationship (hubungan) merupakan hal penting di dalam organisasi. Hubungan antara pegawai dengan pekerjaannya, interaksi antara satu pegawai dengan pegawai lainnya dan unit kerja lainnya dan unit kerja pegawai dengan unit kerja lainnya merupakan hal-hal yang peka.
  • Environment (lingkungan) adalah komponen terakhir yang mencakup sarana fisik dan sasaran umum di dalam lingkungan dimana para pegawai melaksanakan tugas-tugas mereka, lokasi, mesin, alat tulis kantor, dan sikap mental yang merupakan faktor-faktor yang membentuk lingkungan.

4. Tujuan organisasi
Tujuan organisasi merupakan pernyataan tentang keadaan atau situasi yang tidak terdapat sekarang, tetapi dimaksudkan untuk dicapai pada waktu yang akan dating melalui kegiatan-kegiatan organisasi (Handoko, 1995: 109).
5. Prinsip-prinsip organisasi
Williams (1965: 85) mengemukakan pendapat bahwa prinsip- prinsip organisasi meliputi :
  • Prinsip bahwa organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas ;
  • Prinsip skala hirarki;
  • Prinsip kesatuan perintah;
  • Prinsip pendelegasian wewenang;
  • Prinsip pertanggungjawaban;
  • Prinsip pembagian pekerjaan;
  • Prinsip rentang pengendalian;
  • Prinsip fungsional;
  • Prinsip pemisahan;
  • Prinsip keseimbangan;
  • Prinsip fleksibilitas; dan
  • Prinsip kepemimpinan.

6. Manfaat Pengorganisasian
Pengorganisasian bermanfaat sebagai berikut:
  • Dapat lebih mempertegas hubungan antara anggota satu dengan yang lain;
  • Setiap anggota dapat mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab;
  • Setiap anggota organisasi dapat mengetahui apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan posisinya dalam struktur organisasi;
  • Dapat dilaksanakan pendelegasian wewenang dalam organisasi secara tegas, sehingga setiap anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk berkembang; dan
  • Akan tercipta pola hubungan yang baik antar anggota organisasi, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan dengan mudah.

C. Actuating (Pelaksanaan)
Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa, hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan bersama Terry (1993:62).
D.  Controlling (Pengawasan)
1. Pengertian Controlling
Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan alat utk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2. Tahap-tahap Pengawasan
Tahap-tahap pengawasan terdiri atas:
  • Penentuan standar;
  • Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
  • Pengukuran pelaksanaan kegiatan;
  • Pembanding pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan; dan
  • Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan.

3. Tipe-tipe Pengawasan
  • Feed forward Control dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah dan penyimpangan dari standar tujuan dan memungkinkan koreksi sebelum suatu kegiatan tertentu diselesaikan.
  • Concurrent Control merupakan proses dalam aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu sebelum suatu kegiatan dilanjutkan atau untuk menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.
  • Feedback Control mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan

Pengertian Manajemen

Follet (Wijayanti,2008: 1) mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Stoner (Wijayanti, 2008: 1) mendefinisikan manajemen sebagai  proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya manusia organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Gulick (Wijayanti, 2008: 1) mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. Schein (2008: 2) mendefinisikan manajemen sebagai profesi. Menurutnya manajemen merupakan suatu profesi yang dituntut untuk bekerja secara profesional, karakteristiknya adalah para professional membuat keputusan berdsarkan prinsip-prinsip umum, para professional mendapatkan status mereka karena mereka mencapai standar prestasi kerja tertentu, dan para profesional harus ditentukan suatu kode etik yang kuat. Sedangkan Terry (2005: 1) mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pebgarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan, menetapkan cara bagaimana melakukannya, memahami bagaimana mereka harus melakukannya dan mengukur efektivitas dari usaha-usaha yang telah dilakukan

Sabtu, 11 Januari 2014

Pengertian Activity Based Costing (ABC)

Mulyadi (2001:51) mendefinisikan Activity Based Costing (ABC) sebagai  metode penentuan kos produk (product costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok secara cermat bagi kepentingan manajemen,dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya alam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk. Kemudian  Hansen and Mowen (2006:321) mendefinisikan Activity Based Costing (ABC) sebagai suatu sistem kalkulasi biaya yang pertama kali menelusuri biaya ke aktivitas kemudian ke produk. Selanjutnya Carter dan Usry (2006:496) mendefinisikan  Activity Based Costing (ABC) sebagai suatu sistem perhitungan biaya di mana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan satu atau lebih faktor yang yang tidak berkaitan dengan volume. Sedangkan  Garrison (2006:440) mendefinisikan Activity Based Costing (ABC) sebagai metode perhitungan biaya (costing) yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan strategis dan keputusan lainnya yang mungkin akan memengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap.

Pengertian Biaya

Carter dan Usry (2006:29) mendefinisikan biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat”. Kemudian  Kholmi (2004:24), mendefinisikan biaya sebagai pengurangan pada aktiva sebagai akibat digunakannya jasa-jasa. Biaya adalah pengorbanan sumber daya atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang dan jasa yang diharapkan memberi manfaat saat sekarang atau di masa yang akan datang. Sedangkan Hansen dan Mowen (2006:4) mendefinisikan biaya sebagai milai kas dan ekuivalen kas yang digunakan untuk barang atau jasa yang diperkirakan untuk membawa manfaat di masa sekarang atau masa depan pada organisasi.

Pengertian Akuntansi Manajemen

Hansen dan Mowen (2006:9) mendefinisikan akuntansi manajemen sebagai proses mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan. Sedangkan Supriyono (1987:8) mendefinisikan akuntansi manajemen sebagai proses identifikasi, pengukuran, pengumpulan, analisis, penyiapan dan komunikasi informasi finansial yang digunakan oleh manajemen untuk perencanaan, evaluasi, pengendalian dalam suatu organisasi, serta untuk menjamin ketepatan penggunaan sumber-sumber dan pertanggungjawaban atas sumber-sumber tersebut.

Proposal Skripsi

Skripsi adalah tugas akhir mahasiswa S1 (Sarjana) dan merupakan salah syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (SE, SAk, ST, SH, SSos, SKom, SPsi, SPd,  dan lain sebagainya). Sebelum mengerjakan Skripsi secara keseluruhan, umumnya mahasiswa diwajibkan membuat proposal (usulan penelitian). Jika proposal (usulan penelitian) disetujui dosen, maka Skripsi dapat dikerjakan secara keseluruhan. Jika proposal (usulan penelitian) tidak disetujui, maka mahasiswa diwajibkan membuat proposal (usulan penelitian) baru. Pada dasarnya ada dua cara dalam membuat proposal Skripsi, yaitu : 
A. Proposal Mini
Proposal mini adalah suatu bentuk proposal yang hanya meliputi :
  • Latar Belakang Masalah
  • Perumusan masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Jenis Penelitian
  • :Populasi dan Penentuan Sampel
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Variabel dan Pengukuran
  • Teknik Analisis Data
  • Daftar Pustaka

B. Proposal Penuh
Proposal penuh adalah suatu bentuk proposal yang meliputi :
Bab I : Pendahuluan :
  • Latar Belakang Masalah
  • Perumusan masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Bab II : Tinjauan Pustaka dan Hipotesis
  • Tinjauan Pustaka
  • Hipotesis

Bab III : Metodologi Penelitian
  • Jenis Penelitian
  • Populasi  dan Penentuan Sampel
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Variabel dan Pengukuran
  • Teknik Analisis Data

Daftar Pustaka

Sistematika penulisan proposal Skripsi yang disebutkan di atas, hanya merupakan contoh (untuk jenis penelitian kuantitatif), karena sistematika penulisan Skrispi antara universitas satu dengan universitas lainnya berbeda. Semoga bermanfaat.


Proposal Tesis

Tesis adalah tugas akhir mahasiswa S2 (Pasca Sarjana) dan merupakan salah syarat untuk memperoleh gelar Magister (MM, MSi, MT, MAk, MHum, ME, MPA, MPsi, MP, dan lain sebagainya). Sebelum mengerjakan Tesis secara keseluruhan, umumnya mahasiswa diwajibkan membuat proposal (usulan penelitian). Jika proposal (usulan penelitian) disetujui dosen, maka Tesis dapat dikerjakan secara keseluruhan. Jika proposal (usulan penelitian) tidak disetujui, maka mahasiswa diwajibkan membuat proposal (usulan penelitian) baru. Pada dasarnya ada dua cara dalam membuat proposal tesis, yaitu : 
A. Proposal Mini
Proposal mini adalah suatu bentuk proposal yang hanya meliputi :
  • Latar Belakang Masalah
  • Perumusan masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Jenis Penelitian
  • :Populasi dan Penentuan Sampel
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Variabel dan Pengukuran
  • Teknik Analisis Data
  • Daftar Pustaka
B. Proposal Penuh
Proposal penuh adalah suatu bentuk proposal yang meliputi :
Bab I : Pendahuluan :
  • Latar Belakang Masalah
  • Perumusan masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
Bab II : Tinjauan Pustaka dan Hipotesis
  • Tinjauan Pustaka
  • Hipotesis
Bab III : Metodologi Penelitian
  • Jenis Penelitian
  • Populasi  dan Penentuan Sampel
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Variabel dan Pengukuran
  • Teknik Analisis Data
Daftar Pustaka
Sistematika penulisan proposal Tesis yang disebutkan di atas, hanya merupakan contoh, karena sistematika penulisan tesis antara universitas satu dengan universitas lainnya berbeda. Semoga bermanfaat.

Pengertian Auditing

Mulyadi (2002 : 11) mendefinisikan auditing sebagai suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Pengertian Penilaian Kinerja

Martoyo (2000 : 92) mendefinisikan penilaian kinerja sebagai  proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Sedangkan Sikula (Mangkunegara, 2000 : 69) mendefinisikan penilaian pegawai sebagai suatu  evaluasi yang sistematis dari pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian adalah proses penaksiran atau penentuan nilai, kualitas atau status dari beberapa objek, orang ataupun sesuatu.

Pengertian Kinerja

Simanjuntak (2005:1) mendefinisikan kinerja sebagai tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Sedangkan  Mangkunegara (2000 : 67) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya ssuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Pengertian Pengawasan

Menurut Siagian  (Silalahi, 2002 :  175)  pengawasan  dapat didefinisikan sebagai proses pengamatan  dari  pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Sedangkan Ranupandojo (2000 : 109) mendefenisikan pengawasan sebagai  aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan- pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki.   


Kamis, 09 Januari 2014

Dampak Penggunaan Internet

Oetomo (2012 : 12) mengatakan  bahwa pada dasarnya penggunaan internet menimbulkan dampak positif dan dampak negative. Dampak positif dalam penggunaan internet, yaitu
  1. Kemampuan dan kecepatan dalam komunikasi, karena sekarang telah dimungkinkan menggunakan peralatan berbasis multimedia yang relative murah.
  2. Ketersediaan informasi yang up to date telah mendorong tumbuhnya motivasi untuk membaca dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  3. Melalui web pendidikan, proses belajar dapat dilakukan secara dinamis, tidak tergantung waktu dan ruang pertemuan. Semua materi dapat diperoleh dengan mudah di situs pendidikan 

 Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dalam penggunaan internet yaitu :  
  1. Pengaruh psikologi yang menyebabkan mahasiswa memiliki keinginan “serba cepat” dalam melakukan kegiatan apa saja
  2. Menurunnya kemampuan berfikir, software komputer telah menyediakan berbagai fasilitas yang dapat diproses secara otomatis sehingga dapat mengakibatkan menurunnya kemampuan berpikir
  3. Penyalahgunaan lainnya, komputer juga sering disalahgunakan, untuk memproduksi dan menyebarluaskan gambar-gambar porno yang dapat merusak moral mahasiswa.


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Slameto (2003: 54) mengatakan bahwa dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri dari tiga bagian, yaitu : faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh),  faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan) dan faktor kelelahan.  Faktor ekstern terdiri dari tiga bagian yaitu faktor  keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah,  keadaan ekonomi keluarga,  pengertian orang tua,  latar belakang kebudayaan),  faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah dan faktor masyarakat (kegiatan dalam masyarakat, mass media, teman bermain, bentuk kehidupan bermasyarakat). 
Kemudian menurut Suryabrata (2002: 233)  faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri dan luar diri. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri yaitu faktor non sosial dalam belajar yang meliputi  keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat dan alat-alat yang dipakai untuk belajar(alat tulis, alat peraga) dan faktor sosial dalam belajar. Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari luar diri, yaitu faktor fisiologi dalam belajar yang terdiri dari  keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi jasmani tertentu dan faktor psikologi dalam belajar yang  dapat mendorong aktivitas belajar seseorang karena aktivitas dipacu dari dalam diri, seperti adanya perhatian, minat, rasa ingin tahu, fantasi, perasaan, dan ingatan.

Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Winkel (Sunarto, 1996 : 162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Ahmadi dan Supriyono (1990 : 130) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. 

Pengertian Sumber Belajar

Menurut Mulyasa (2004 : 48) sumber belajar dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Sudjana dan Rivai (2009 : 76) mengatakan sumber belajar adalah suatu daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagian atau keseluruhan. Sedangkan menurut Warsita (2008 : 209) sumber belajar merupakan semua komponen sistem instruksional baik yang secara khusus dirancang maupun menurut sifatnya dapat dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran.